Berikut ini ada beberapa kesan yang sebaiknya dihindari jika Anda ingin mendapatkan gaji lebih dari bos.
“Yah, saya berharap sih, Bapak bakal bilang iya”
Lebih
baik Anda memberitahu atasan bahwa Anda welcome dengan jawaban “tidak”.
Perkataan rendah hati macam ini akan menempatkannya pada perasaan yang
aman dan tidak merasa terintimidasi untuk ‘harus’ menaikkan gaji.
Emosional
Kuasai
diri! Miliki hati berharap untuk yang terbaik, namun bersiap pula untuk
yang terburuk. Datangi atasan dengan sikap hati dan pikiran yang
netral, tak perlu berharap terlalu besar, namun juga tak usah takut
meminta. Sikap hati yang netral akan membuat Anda siap untuk menerima
jawaban apapun tanpa menyebabkan reaksi yang berlebihan.
Tak punya persiapan
Coba
cari tahu lebih dulu apa yang menjadi syarat kenaikan gaji di kantor
Anda. Setelah itu, temukan pula halangan yang menyebabkan Anda naik
gaji. Dengan mengetahui ini semua, Anda setidaknya tahu harus
menempatkan diri di mana dan minta kenaikan yang bagaimana. Jika semua
syarat telah dipenuhi, maka jangan segan untuk membeberkannya pada
atasan dengan singkat, dan minta tanggapannya dengan rendah hati.
Menyuap/merayu/membual
Cara
kotor ini hanya akan membuat bos kecewa dan memandang rendah diri Anda.
Lebih baik Anda merendah dan membiarkan bos berpikir bahwa ia yang
berkuasa. Jangan gunakan daya tarik kecantikan fisik (apalagi seksual)
untuk ‘memaksa’ atasan mengiyakan permintaan Anda. Hal ini hanya akan
merugikan Anda ke depannya nanti. Percayalah!
‘Menceramahi’ atasan
Saat
mengajukan permohonan naik gaji, Anda tak perlu membeberkan segala
usaha dan upaya yang telah dilakukan sepanjang 2 tahun belakangan. Bos
tak tertarik dengan ‘ceramah’ yang panjang lebar, sebaliknya
berbicaralah sesedikit mungkin. Tanyakan pada atasan banyak pertanyaan
sehingga Anda bisa tahu juga alasan mengapa gaji tidak naik.
Jangan-jangan perusahaan sedang ada dalam kesulitan…[break]
“Ya atau tidak sih, Pak?”
Daripada
melemparkan pertanyaan yang mengundang jawaban “ya’” atau “tidak”,
lebih baik Anda mengajukan pertanyaan: Siapa, apa, kapan, di mana, dan
bagaimana. Pertanyaan macam ini bisa memancing penjelasan ekstra dari
atasan tentang kondisi Anda dan perusahaan.
Mikirin pengeluaran
Sekali
lagi, jangan datangi atasan dengan beban pikiran tentang pengeluaran
yang semakin besar. Jika Anda datang dalam keadaan tertekan, maka Anda
akan menekan atasan pula. Jaga hati tetap netral dan fokus, kontrol diri
sendiri sangat perlu agar negosiasi berjalan lancar.
Haus uang
Jika
bos mendapati kesan bahwa yang Anda inginkan hanyalah uang, uang, dan
uang, maka ia bisa berpikir bahwa Anda adalah pegawai yang egois dan tak
pernah memikirkan kepentingan perusahaan. Dalam proses tawar-menawar
kenaikan gaji yang ada, sebaiknya Anda juga menyelipkan ‘janji-janji’
prestasi yang akan Anda ukir dan tingkatkan untuk ke depannya nanti.
“Gaji saya saat ini hanya segini lho Pak”
Daripada
mengeluhkan jumlah gaji dan posisi Anda saat ini, ada baiknya jika Anda
mempromosikan diri sebagai seorang pekerja yang bisa memberikan solusi
terbaik bagi pekerjaan.
Mengancam
Hal ini adalah hal terakhir yang pantas untuk Anda lakukan. Mengancam bos dengan alasan “akan resign bila gaji tak naik”
hanya akan membuat Anda benar-benar ditendang keluar. Kendalikan diri
saat berdiskusi, tetaplah bicara dengan nada yang lembut dan kata-kata
yang sopan, sekalipun bos mungkin mulai marah.
Dalam meminta apa
yang dirasa patut menjadi hak Anda, Anda memang tak perlu takut. Yang
penting Anda tahu apa yang diminta, Anda tahu bahwa Anda berhak, dan
Anda memintanya dengan cara yang sopan. Jika perusahaan menolak dan Anda
merasa tak sanggup lagi untuk bertahan di sana, maka mungkin tempat itu
yang tak pantas buat Anda. Selamat berjuang!